Senin, 06 Februari 2012

Selamat Datang, Saudara... di Kota Abadi Slideshow Slideshow

Selamat Datang, Saudara... di Kota Abadi Slideshow Slideshow: TripAdvisor™ TripWow ★ Selamat Datang, Saudara... di Kota Abadi Slideshow Slideshow ★ to Pisa, Rome and Milano (near Abbiategrasso). Stunning free travel slideshows on TripAdvisor

3 komentar:

  1. Tulisan Eja YANCE SENGGA :
    " Perbuatlah Ini sebagai peringatan akan Daku" itulah kekuatan yg selalu membri kita keyakinan untuk terus bersabar dan tetap merendah dalam ziarah pencarian itu...proficiat buatmu yg kan kembali dan Kenangkanlah kami dalam setiap doa dan baktimu, biar pada saatnya kami pun kan kembali bergabung bersamamu lagi di rahim ibu yg setia selalu menantikan putra-putrinya kembali tuk mengabdi..

    BalasHapus
  2. Komentar Eja doa, YANCE SENGGA, "Ma kasih Sahabat...setiap langkah punya tujuan, setiap tapak punya bekasnya, setiap kenangan punya cerita, setiap kata punya daya dan setiap kisah punya makna; mengenang "citta' eterna" bukan hanya karena indahnya, bukan hanya karena antiknya, bukan hanya karena storia cristiana yg dibingkai dalam sebuah pualam bernama 'vatican' itu, bukan hanya karena romantiknya, bukan pula hanya karena pizza, spaghetti, costine, patatine, anggur merah dan putih, gelato, dolce ectnya, tapi terutama karena setiap kata berdaya yg tersimpan di setiap lembar diktat dan libro, yg tak jarang membuat kita harus duduk sehari dan semalam suntuk lalu tanpa sadar helai2 itu basah karena titkan air mata, mana kala budi berusaha mencerna apa daya tak semuanya terangkum karena masih gagap u mengerti lebih cermat, tambah lagi ketika tangan membuka lembar demi lembar ntuk mencari arti sebuah kata, apa daya tak terwakilkan pengertiannya dalam bahasa ibu kita, terutama karena setiap kata bermakna yg meluncur begitu cepatnya dari mulut sang professor berlalu begitu cepatnya karena memori tak snggup merekam semuanya lantaran masih sedang belajar untuk menangkap dgn cekat, terutama karena harus berlari dan berlari mengejar bus kota kalau tak mau terlambat, terutama ketika harus bermandi hujan lantaran kondisi temporale, iklim yg tak menentu dan merintih dala hati ketika menyaksikn helai2 buku dan diktat basah kuyup, terutama karena harus mengencangkan ikat pinggang dan mesti kuat stamina walau minus istirahat karena harus keluar kuliah pagi dan pulang senja bahkan kadang malam karena padatnya materi, terutama ketika masuk ruangan ujian tanpa rasa percaya diri walau sudah sungguh menyiapkan diri, terutama ketika materi yg disiapkan itu menjadi buyo ( gelap ) lantaran ada kata2 kunci yg disisipkan kemudian lenyap seketika, hati merintih pedih, terutama ketika harus merendah menjadi seperti anak kecil dalam arti sebenar2nya, terutama ketika biji2 rosario itu setia slalu menemani ke mana pun engkau berlangkah buat menyejukkan asa dn buat kita terlelap dalam tidur malam...dan masih ada lagi terutama....(siapa pun dia yg pernah datang menuai ilmu atau memilih hidup membiara di sini, bisa menambah deretan terutama itu mnurut apa kata kisahnya) semuanya; suka duka, pedih perih, susah senang, sedih gembira, mlebur jadi satu mengasah raga dan nurani, di situ kita sungguh mengalami bahwa kita ditobatkan, dilahirkan dan diteguhkan kembali....setiap saat adalah mujizat demkian tandas sahbat itu, ketika bisa berlalu sembari menoreh kesuksesan dan tak lekas merasa puas dan berhenti u mencari (karena hidup ini adalah sebuah ziarah untuk mencari...dan kehendak-Nyalah yg dicari...) tapi sejenak berlutut ntuk bersyukur dan berdoa di altar-Mu, ma kasih Tuhan Dikau berkenan menyempurnakan karya dan jerih lelahku yg tak jarang pula tak memberi keyakinan pada diriku ketika aku berusaha merampungkan karya itu.....setiap rahmat selalu mengajarkan kebijaksanaan yg kemudian meretas dalm kebajikan-kebajikan...Terima kasih Tuhan...Terima kasih Bunda Maria, ma kasih buatmu sahabat..."Aku kan slalu bersyukur..."

    BalasHapus
  3. Di dalam doa hati kita selalu bersatu, saudara. Di dalam cawan yang sama kita menimba kekuatan. Dari patena yang sama kita menerima sari-sari kehidupan. Biarkan dunia dengan kegembiraannya boleh menyapa kita dalam penderitaan. Kita masih punya harapan karena Dia tentu yang akan menyempurnakan kelemah-rapuhan kita.
    Di ladang pengambdian ini tentu tak akan kita temukan keindahan tanpa pengorbanan. Dia yang kita ikuti, yang mengajak, tu viene e seguimi telah menunjukkan itu. Di lembah zaitun, di altar duka Dia pernah mengeluh pasrah, "sekiranya boleh...biarlah cawan ini..." Dan kita pernah mengulang kata yang sama, di cipta rosa, ruangan bawah, yg dibaptis dengan nama Mater Sedes Sapienta, sambil terduduk bisu kita berujar sama, "sekiranya boleh...tapi bukanlah kehendakku...di tapakMu aku mencari.."
    Saudara...pengorbanan ini, penderitaan ini, tentu ada hikmanya. Dia tak pernah membiarkan kita mencari, Dia selalu menjanjikan bahwa Dia yang akan menemukan kita. Dia yang menangkap kita seperti seorang anak yang lahir di luar waktunya. Sehingga kita pada akhirnya boleh berujar, "bukan lagi kini aku yag hidup, tatapi Dia yang hidup di dalam aku."

    BalasHapus